Sawangan
– Demi mencapai salah satu tujuan organisasinya, PMII Komisariat Fakultas
Dakwah (Komfakda) menyelenggarakan proses kaderisasi Mapaba, 22-23 April lalu
di Empang Bang Pacun, salah satu senior atau Mabinkom PMII Komfakda. Sesuai
dengan temanya, program tersebut bertujuan untuk menciptakan kader-kader yang
seimbang dzikir, fikir dan amal. Ada nuansa baru pada pengkaderisasian ini.
Selain pertama kali mengadakan mapaba di kawasan pemancingan umum, pada acara ini
diuji pula mentalitas para calon kader beserta panitianya.
Seperti biasa, dalam
Mapaba para kader diberikan materi-materi yang bermanfaat seperti materi wajib berupa materi Nilai
Dasar Pergerakan (NDP), Ke PMII-an, dan Aswaja; peserta juga mendapat materi
tambahan seperti materi Kewirausahaan, Antropologi Kampus, dan juga mendapat
tambahan motivasi dari senior seklaigus motivator yang berkompeten dalam
bidangnya yakni sahabat Shengky Heaven.
Kemudian, setelah semua
materi selesai diberikan, pada Minggu dini hari diadakan “jurik malam”. Dengan
rasa kantuk dan keadaan yang gelap gulita, peserta ditantang untuk
mendatangi pos-pos yang telah disiapkan
panitia untuk menjawab pertanyaan dan mengikuti segala instruksinya. Pos-pos
tersebut menjadi sarana untuk mengetes atau mereview peserta atas materi yang
telah diberikan sebelumnya. Selain itu, pada pos keempat yang merupakan pos penyaluran
minat dan bakat, peserta akan diarahkan untuk masuk ke berbagai Lembaga Seni
Otonom (LSO) yang telah dibentuk Komfakda.
Selanjutnya pada pos
kelima. mentalitas peserta diuji. Bila pada pos pertama sampai empat, banyak
peserta yang masih mengantuk, pada pos inidijamin rasa kantuknya akan hilang.
Setiap peserta ‘digembleng’ kesiapan dan kesungguhannya dalam mengikuti mapaba
ini. Tak hanya sampai disitu, peserta beserta panitia yang menjadi penjaga
pos-pos sebelumnya, juga dikomandoi untuk menceburkan dirinya ke dasar empang dengan
kedalaman setengah meter.
Uji mental ini begitu
penting sebagai pembelajaran bersama, mengingat dunia kampus dan sosial di
sekitar kita yang semakin tidak karuan menuntut para peserta, panitia, dan
semua kader Komfakda untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan jiwanya demi
menjadi “mesiah” di tengah era “jahiliah” ini.
Kemudian, sebelum
prosesi pembaiatan oleh Ketua Umum PMII Cabang Ciputat. Bang Pacun sekaligus
pemilik empang menyatakan bahwa berbahagialah kita dan semuanya yang dengan
kerelaan hatinya bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti Mapaba ini. Dimana
banyak teman-teman lainnya sedang tidur dan bersantai dirumah, namun disini
kita rela berbasah-basahan dan bergumul di keruhnya empang serta bersama-sama semangat
menuntut ilmu, pengetahuan, dan pengalaman. Disini juga kita dapat menjalin
ikatan saliturahmi dengan sesama umat manusia yang sejatinya merupakan makhluk
sosial. Selain itu, pelajaran yang bisa diambil dari empang adalah ikan-ikan
yang berada di empang tersebut terlihat lamban, gemuk, dan lemah karena
senantiasa di manjakan oleh fasilitas yang disediakan oleh pemilik empang.
Namun bila dibandingkan dengan ikan di derasnya aliran sungai, terlihat
perbedaan yang mencolok. Ikan di sungai tampak kokoh, anggun, dan kuat.
“Hal serupa juga dapat
berlaku bagi kita. Ingin menjadi ikan di empang atau ingin menjadi ikan di
sungai,” tambah mantan Ketua BEMJ KPI ini.
Dan pilihan kita untuk
bergabung dengan PMII Komfakda sudah tepat. Karena kader Komfakda merupakan
cerminan ikan di sungai tersebut. Dengan segala perlawanan dan diskriminasi
yang dilakukan oleh oknum dekanat beserta “budak-budaknya” yakni SEMAF (BEM)
Fakultas dan Jurusan, tapi kader-kader Komfakda bisa tetap vocal bergerak
melawan ketidakadilan tersebut yang disertai dengan pencapaian nilai-nilai
akademis yang memadai.
Selamat bergabung sahabat. Karena sesuai
lirik lagu Sheila On 7 – Berlayar Denganku: Hidup bukan untuk berdiam diri.
Hidup ada untuk kita jalani.
Cobaan bukan untuk ditakuti.
Cobaan harus kita hadapi.
Bagai mengarungi lautan lepas menghadapi
ombak badai..
Terus bergerak dan berkarya melawan
ketidakadilan.!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar